pada tanggal 20-21 oktober saya mengikuti mata kuliah kriminologi yang kebetulan mata kuliah ini di bawakan oleh Arief Ussama, S.H., M.H. dan H. Isep H. Insan, S.H. diluar kelas kami biasanya menyapa "abang" (biar gak keliatan tua mungkin) beliau berdua ini adalah dosen di sebuah fakultas hukum universitas pakuan bogor, 2 dosen muda yang mempunyai gaya mengajar tersendiri, bang Arief menggunakan metode mengajar santai tetapi disiplin selalu membuat joke2 dalam menerangkan membuat lebih hidup suasana kelas dan menggunakan bahasa2 sesederhana mungkin agar mahasiswa mudah menangkap apa yang beliau jelaskan. bang Isep dalam mengajar selalu santai, mengajar koboi membuat suasana bukan seperti KBM tetapi lebih seperti diskusi walaupun mahasiswanya tidak pernah aktif, sedikit2 mengeluarkan bahasa ilmiah dalam menjelaskan, dan selalu berinteraksi dengan mahasiswanya, nah ketahuan deh mana yg sering perhatiin mana yang tidak.........
terlepas dari 2 sosok dosen tersebut, ada teori yang dikemukakan oleh Cesar Lambroso dalam kriminologi, siapakah Lambroso ini??
pada abad ke 19 Lambroso seorang dokter spesialis kejiwaan melakukan penelitian di sebuah penjara torino, dalam riset yang dilakukan, Lambroso menemukan atau menyimpulkan teori yaitu bahwa mengkoridorkan ciri - ciri dari seorang penjahat, yaitu dengan ciri - ciri fisik, berbadan besar, mata yang tajam, rambut keras dan sebagainya. tetapi menurut pakar kriminolog teori ini sudah tidak dapat diterapkan karena tidak etis dalam menilai orang dengan mencirikan fisik luarnya dan salah satu tokoh yang menerapkan teorinya mematahkan teori dari Lambroso "penjahat tidak dapat dilihat melalui fisik tetapi didasarkan pada otaknya sendiri" Charles Boring.
tetapi saya mempunyai perspektif tersendiri jika kita melihat realita seyogyanya bagaimana kita bisa melihat kedalam dunia pikiran orang lain, diri kita sendiri tidak dapat menilai diri kita sendiri, dan teori dari lambroso ini masih selalu dipakai, jika tarik benang horizontal dalam permasalahan ini perspektif orang pada dasarnya pertama2 selalu menilai seseorang dari penampilan, kita ambil kasus seseorang yang berpenampilan semberaut, kucel, baju kusut menandakan / mencerminkan kepribadiannya, seperti orang seni musik yang berstyle reggae berambul gimbal, Punk & ROck berambut panjang banyak tatto dan piercing selalu di identikan dengan narkotika, kriminal, sex. memang multiperspektif tersebut tidak terlepas dari 2 esensi yang berbeda. pada dasarnya memang otak manusia sejak lahir hanya mempunyai satu program dalam berpikirnya yaitu Logika, makanya untuk manusia yang ada di bumi sering2 lah otaknya nge download program2 yaitu melalui pendidikan
~Berfikir, Bersikap, Bertindak~
Jah bless u all
Prabowo Subianto
15 tahun yang lalu